Sahabat Jalur Aktif yang super aktif di mana pun anda berada, mengoreksi kesalahan orang lain saya lah mudah sekali bagi kita namun untuk mengoreksi kesalahan dan kesombongan pada diri kita sendiri anehnya sangatlah sulit. Namun kita harus tetap berusaha menginstropeksi diri demi untuk menuju hal yang lebih baik. Berikut sebuah cerita yang mencerminkan cara mengoreksi kesombongan pada diri kita.

Di sebuah lingkungan Pondok Pesantren Kyai memanggil salah seorang santrinya yang telah selesai menimba ilmu, namanya seorang santri dipanggil kyai nya pastinya langsung menemui kyai, ada apa kyai tanya santrinya? Anakku kamu sebentar lagi selesai dalam menuntut ilmu di pondok ini dan kamu sudah siap untuk mengabdi dimasyarakat, namun sebelum kamu meninggalkan pondok ini ada tugas terakhir untuk kamu kata kyai, tugas nopo kyai jawab sang santri, kamu harus bisa menemukan mahluk paling jelek dari pada kamu dalam waktu tiga hari.

Dikira tugas yang diberikan sangat berat ternyata begitu mudah gumam si santri dengan sombongnya. Kalau tugas begitu dalam sehari bisa saya temukan kyai kata sisantri dengan nada sombongnya. Kalau begitu mulai hari ini kamu cari mahluk tersebut ucap pak kyai.

Setelah berpamitan kepada sang kyai santri tersebut mencari apa yang diperintahkan sang kyai, santri tersebut menemukan seorang pemuda yang sedang mabuk minuman keras di warung dan kata penjaga warung pemuda ini tiap harinya begini mabuk-mabukan, wah ini lebih buruk dari saya gumam si santri sambil berjalan meninggalkan pemuda tersebut. Namun setelah dipikir-pikir apakah iya dia lebih jelek dari saya bagaimana kalau diakhir hayatnya Allah SWT memberikan hidayah dan menjadikannya khusnul khotimah, sedangkan seandainya diakhir hayat Allah SWT mencabut keimanan saya maka saya menjadi su'il khotimah wah ini bukan yang saya cari gumam si santri.

Waktu terus berjalan tak terasa hari telah menjelang sore si santri pun bingung belum juga menemukan apa yang menjadi tugas dari sang kyai ditengah kebingungan ia menjumpai seekor anjing (mohon maaf) yang kurus, kudisan, kumuh dan najis lagi si santri pun merasa lega wah ini yang saya cari, setelah itu santri pun mengambil anjing tersebut dengan menggunakan karung.

Namun dalam perjalanan pulang si santri pun terpikir apa benar anjing ini lebih buruk dari saya? Santri bertanya dalam hati anjing kalau sudah mati tidak ada hisab sedangkan saya kalau mati masih ada hisab atau perhitungan berarti ini belum tentu lebih buruk dari saya ujar santri sambil melepaskan kembali anjing tersebut.


Tak terasa waktu terus berlalu hingga sore hari si santri pun kembali untuk menemui sang kyai. Sang kyai pun bertanya bagaimana anakku sudahkah kamu menemukan mahluk yang lebih buruk dari kamu? tanya sang kyai sudah pak kyai ternyata tidak ada mahluk yang lebih buruk dari pada saya, mendengar jawaban santrinya sang kyai pun merasa senang sekaligus bangga ternyata kamu lulus anakku, memang benar tidak ada mahluk yang lebih buruk dari diri kita sendiri.

Dari cerita di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
  1. Instropeksi diri adalah cara mencegah timbulnya sifat sombong
  2. Jangan pernah meremehkan orang lain walaupun orang tersebut dalam keadaan bermaksiat
  3. Jangan pula meremehkan mahluk hidup lain walaupun mahluk tersebut kotor dan mengandung najis

Demikian artikel berkaitan bagaimana cara mencegah sifat sombong ini semoga bisa bermanfaat karena sifat sombong sangat berbahaya yang bisa menyebabkan kita tidak bisa masuk surga.
Salam aktif...

Posting Komentar

 
Top