Sahabat jaluraktif.com di mana pun anda berada, pakaian ihram laki-laki terdiri dari dua lembar kain yang tidak berjahit. Warna tidak menjadi prinsip, tetapi yang menjadi prinsip ialah tidak berjahitnya itu. Hal ini dimaksudkan pemakainya supaya melepaskan sifat-sifat buruk yang melekat pada dirinya, seperti merasa bangga, suka pamer kemewahan dan sombong atau takabur. Betapapun mahalnya bahan pakaian kalau hanya diselendangkan saja pada badannya tidak akan mempunyai nilai kemewahan akan tetapi kalau sudah dijahit menjadi baju, jas dan sebagainya baru memiliki arti untuk sebuah kemewahan. 
Tujuan lebih jauh adalah untuk supaya timbul rasa merendahkan diri dan hina dihadapan Allah SWT dan rasa tidak memiliki apapun serta kekuatan apapun bagaikan bayi yang hanya dikenakan kain yang tidak berjahit.
Pakaian ihram juga mengingatkan pemakainya bahwa ketika lahir tidak seutas benang pun yang melekat pada tubuh kita dan kelak ketika meninggal dunia maka pakaian yang melekat dibadannya hanya kain putih yang tidak berjahit sebagai pembungkusnya.
Pada dasarnya mengenakan pakaian ihram adalah menanggalkan perhiasan dunia yang penuh dengan gemerlap dan cobaan. Allah SWT berfirman yang artinya "Dijadikan indah pada (pandangan)  manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup yang ada di dunia, dan di sisi Allah lah sebaik-baik tempat kembali". (QS. Ali Imran : 14)
Mengenakan pakaian ihram merupakan ketentuan yang harus dipatuhi oleh orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah, juga memiliki makna bagi pendidikan rohani yaitu hakikat manusia itu. Allah hanya melihat Iman, amal dan taqwa seseorang tanpa membedakan identitas, dan strata sosial.
Demikian sedikit penjelasan tentang makna pakaian ihram semoga bisa bermanfaat, jika ada kekurangan mohon kritik dan sarannya demi kesempurnaan artikel ini.
Salam aktif...

Posting Komentar

 
Top